Tragedi Ruyati | Potret buram kita










“Jangan sampai persoalan ini membuat hubungan diplomatik kita dengan Arab Saudi menjadi runyam. Kita berharap kasus ini tidak dipolitisasi dan digoreng lagi untuk menyudutkan pemerintah karena sebenarnya pemerintah berkomitmen untuk melindungi seluruh warga negaranya,” kata Patrialis.
Malang benar nasib ruyati, ia meninggal dengan tebasan pedang algojo di arab saudi. jauh dari sanak keluarga, kampung halaman dan negara yang dia cintai ini.Ia di eksekusi karena terbukti bersalah membunuh majikannya dengan alasan yang tidak bisa di terima oleh pengadilan.

Ruyati, seperti para perempuan-perempuan lain yang di namakan Pahlawan Devisa ini pergi jauh meninggalkan kampung halaman bukanlah karena suka rela dan senang hati, tapi karena keadaan dan nasib jualah yang membuat dia mencari peruntungan ke negeri orang. Di kampung tak tak ada dan tak tahu apa yang mau di kerjakan, kalau pun ada itupun tak cukup di katakan untuk dapat hidup layak di negeri ini.

Tapi sayang, kadang-kadang harapan ke luar negeri itu bagaikan fatamorgana. Dari jauh kelihatan begitu wah, tapi setelah dekat tidak ada apa-apa. Lebih dari itu, yang di sangka emas ternyata hanya bongkahan batu cadas yang begitu keras.
Ratusan ribu atau mungkin jutaan anak-anak bangsa ini bekerja di negeri orang meninggalkan negeri yang katanya gema ripah lo jinawi. Rata-rata mereka mereka bekerja di sektor yang membuat kita miris yang tak ubahnya bagai budak belian. Sebuah ironi, ternyata kita adalah negara pengekspor manusia (warga negaranya) ke negara lain, karena salah urus negara ini.Tentu di sini perlu kita pertanyakan pada penyelenggara negara, di manakah peran dan tanggung jawab mereka..?
Sungguh menyedihkan sekali, ternyata kita masih di Jajah dan menjajah itu adalah saudara sebangsa kita sendiri.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tragedi Ruyati | Potret buram kita"

Post a Comment